Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan sumber daya yang cukup baik infrastruktur, teknologi dan pendukung lainnya, seharusnya menjadi garda terdepan untuk selalu mendorong riset dan pengembangan, penggunaan dan implementasi teknologi karya-karya sendiri. Fenomena, dengan alasan efisiensi dan agar bisa fokus pada core businessnya, menurut saya debat-able. Pada titik awal memang pasti terasa banyak kemudahan, keribetan, dan tidak perlu mengurus hal-hal detail dari menyiapka lingkungan, teknologi sampai layanan. Tidak aneh saat ini banyak perguruan tinggi menggunakan official mesin email, repository keilmuan, dan lainnya menggunakan teknologi cloud.
Ketika memasuki era data memiliki nilai yang luar biasa, baru terasa adanya kebutuhan kepemilikan atas data secara menyeluruh. sisi lain, terasa sekali efeknya yang seharusnya menjadi technology inovator dan producer akhirnya hanya menjadi pengguna dan pengguna. Perlu langkah “radilal” dan pasti tidak enak, u meng-cut off dan berputar arah menjadikan produk sendiri sebagai platform teknologi. Jelek tidak apa, tapi dengan penggunaan yang masif dan komplain yang banyak akan menjadi feedback valuable u terus berkembang, dan bukan mustahil suatu saat menjadi disruptive technology bagi pemain-pemain teknologi yang selama ini mendominasi.
Menteri yang menaungi Perguruan Tinggi sudah membuktikan hal ini, saatnya ini menjadi salah satu “spirit” untuk berani melangkah kesana. Mendorong kapal besar seperti ini, perlu kenekatan dan tidak boleh berhenti. Bukan untuk mengatakan anti asing atau bukan, tapi mengembalikan jati diri pergurun tinggi yang memberikan pencerahan, pandangan dan arah RnD suatu negara, dan bukan menjadi “model” pengguna/konsumen.
Semangat #MandiriTeknologi #BerdayaTeknologi