Indonesia sebagai negara dengan sumber daya hamper tidak terbatas baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan informasi memiliki potensi signifikan dalam perekonomian dunia. Indonesia membutuhkan kemandirian dan berdikari dalam penguasaan sumber daya termasuk mengamankan sumber daya tersebut sebagai asset berharga. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai enabler dan booster sebagai sarana mengelola sumber daya memiliki potensi besar dalam peningkatan kapasitas tetapi juga memunculkan resiko dalam pemanfaatannya. Indonesia sebagai nation membutuhkan strategi dan manajemen dalam pengelolaan dan pengamanan informasi baik dalam perspektif secure dan defense.
Indonesia membutuhkan model dan pola mengelola informasi dalam perspektif secure dan defense. Secure memberikan kemampuan bagi individu, organisasi atau entitas untuk secara mandiri memberikan jaminan keamanan yang dibangun secara by design. Entitas secara sengaja dan terencana mengelola sumber daya secara aman, baik dari gangguan internal maupun eksternal. Entitas by process tumbuh untuk menginisiasi dan mengembangkan model informasi yang aman secara alamiah, step by step mengikuti pola dari kajian ilmiah atau standar industry.
Defense memiliki pendekatan berbeda dalam mengelola sumber daya secara aman. Pada perspektif defense, sumber daya dikelola secara aktif dengan menginisasi model keamanan yang preventif. Mekanisme entitas untuk menganalisa dan mencegah secara aktif dalam mencegah resiko keamanan. Tujuannya adalah mencegah resiko terjadi dan resiko yang sudah ada membesar.
Proses untuk membangun, mengelola dan secara terus menerus meningkatkan kemampuan secure dan defense menjadi tanggungjawab Pemerintah, industru, dan komunitas. Pola mengelola sumber daya informasi untuk keamanan ini mengoptimalkan dan memberdayakan kontribusi masing-masing pihak dalam merangkai tata kelola security yang baik. Pemerintah memberikan kepastian hukum dalam aktivitas secure dan defense, termasuk juga membentuk entitas negara yang mengkordinasikan pola keamanan yang dibangun untuk negara. Beberapa pendekatan negara lain melakukannya melekat pada instrument pertahanan dan keanaman negara. Industri memberikan best practice dalam penyelenggaraan tata kelola security baik instrument infrastruktur, tools, dan studi kasus yang dipunyai. Komunitas termasuk didalamnya peneliti. perguruan tinggi, pemerhati keamanan dapat dikelola untuk membangun security network yang luas.
Pendekatan tata kelola dan manajemen keamanan dalam perspektif nasional adalah membangun kepedulian dan isu bersama yang diterima oleh stakeholder. Pada tahap berikutnya membangun infrastruktur dan entitas pengelola keamanan informasi. Tahap ini membangun struktur yang bisa nantinya berkembang sesuai tuntutan isu dan trend keamanan itu sendiri. Tahap ketiga adalah membangun awareness dan kampanye yang terencana akan pentingnya data, informasi dan asset. Tahap keempat adalah membangun aksi bersama untuk melakukan respon bersama terhadap perkembangan dari keamanan itu sendiri. Pada akhirnya, Indonesia akan memiliki mekanisme best practice dalam pengelolaan keamanan informasi dengan dibangunnya knowledge based/management on security.
Inisiasi untuk memiliki kepedulian, kerjasama dan acuan yang baik dan bisa diterima secara luas, maka diperlukan suatu forum/wahana untuk bertukar pikiran yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan.