Trip ke China : Keynote di Big Data Education & Program

Membagi sedikit pengalaman ketika 3 hari terakhir ini mengikuti dan memenuhi undangan Guizhou Univ di Guiyang China untuk menjadi keynote di track Big Data Education Talent & program. Event ini satu rangkaian dnegan 10th China-ASEAN education cooperation week, yang mempertemukan negara-negara di ASEAN dan juga negara-negara observer dari Eropa. Beberapa pengalaman yang cukup berharga adalah

1. China ternyata tidak ribet dalam hal aplikasi visa, mengandalkan invitation letter semua syarat tiba-tiba sangat mudah, dan saya hanya membutuhkan 3 hari mengurus sendiri sampai visa selesai, hanya saja agak bolak balik jogja-surabaya. tapi saya yakin sebenarnya kalau kita urus sendiri jauh lebih efisien dan menambah pengalaman.
2. selama disana terasa benar, kita di serve baik dari penjemputan sampa i diantar Check inn pulang. semuanya tenaga volunteer yang didedikasikan u event ini. tema connference initernyata diangkat di level provinsi dan negara sehingga dukungan pemerintah nya terasa sangat serius.
3. Univ Guizhou sendiri merupakan univ tua di china dan memiliki ruang kampus yang seperti kota tersendiri, fasilitas lengkap (incl asrama) dan dilengkapi fasilitas conference sekelas JECC di Jakarta.
4. khusus u tema Big Data, China tampaknya menempatkannya menjadi priroitas baik pembangunan dan risetnya. saya sempat berdiskusi dengan dosen di UNiv tsb, mereka memiliki Big Data Academy yang merangkai semua fakultas untuk menghasilkan sesuatu bagi negaranya. mungin spt CoECS MIPA, yang bisa menjalan kanperan minimal di FMIPA
5. mereka sangat menghargai peneliti-peneliti muda, disiapkan forum, fasilitas dan program akselerasi agar menjadi pemimpin-pemimpin inovasi di masa depan ini terbukti dengan begitu banyak pembicara yang usianya tidak terpaut jauh dengan saya, bahkan yg bergelas Profesor dengan usia lebih muda juga ada. memang selain fokus pada riset, orientasi jenjang akademiknya digarap dengan serius.
6. saya tidak banyak menyoroti seberapa banyak dukungan dana dari pemerintah untuk inisiatif-inisiatif seperti ini di China, tapi melihat bentuk fisiknya tampaknya ada keseriusan dan konsistensi jangka panjang.

tulisan ini bukan untuk mengungulkan China, hanya sekedari men-share pengalaman, meski masih sangat sedikit,  semoga dengan mulai membiasakan share-share seperti ini paling tidak menunaikan “amanah/panggilan hati” untuk mempertanggugjawabkan (melaporkan) aktvitas-aktivitas yang inovatif dan membawa kebaikan dan menjadi representasi  didalam maupun diluar negeri.

Berikut adalah artikel yang dibuat oleh Humas UGM dan dipublikasikan di web UGM setelah menginterview saya via WA:

Big Data saat ini sedang banyak diperbincangan, baik dari sisi teknologi, implementasi maupun aplikasinya, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan cepat yang disertai dengan kebutuhan analisis mendalam terhadap data menjadikan Big Data tidak hanya dilihat dalam ranah teknis, namun juga dilihat dalam proses penciptaan keahlian dan kemampun mengatur, serta pengelolaan Big Data.

Dr. Mardhani Riasetiawan SE Ak, MT, staf pengajar dan peneliti di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, mengatakan hal itu saat menjadi keynote speaker 10th China-ASEAN Education Cooperation Week 2017. Mendapat kesempatan untuk berbicara pada 10th China-ASEAN Education Cooperation Week 2017 yang berlangsung 28 Juli-2 Agustus 2017 di Guiyang, China, Mardhani Riasetiawan mengupas Big Data education Talent and Program.

“Pada conference ini, saya mempresentasikan terobosan dan pendekatan proses learning dengan menggunakan blended collaborative learning untuk materi Big Data,” katanya.

Dalam acara ini, Mardhani mengenalkan framework atau struktur yang dinamai Bulaksumur Initiatives yang mengabungkan proses learning online, face to face dan co-working space dalam bentuk ideaspace. Implementasi ini dikembangkan di Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan, DIKE FMIPA UGM melalui GamaBox Incubation Program.

Mardhani juga menyampaikan proses implementasi pada beberapa kegiatan yang saat ini masih menunjukkan dalam proses berjalan. Salah satunya G-connect project, sebuah kegiatan pengabdian masyarakat tepat guna yang mengkolaborasikan sumber daya mahasiswa tingkat awal dalam proses pembelajaran big data dengan studi kasus menyebarkan konektivitas untuk daerah rawan bencana. Selain itu, disampaikan pula terkait Gamabox supercomputer, yaitu pendekatan ilmiah melalui kolabortif learning untuk menghasilkan super komputer pertama yang ada di UGM berbasis single board computer.

“Melalui conference ini, pendekatan unik dari UGM diperkenalkan di level global yang menunjukkan semakin mengakarnya UGM di lingkungan kampus dan masyarakat, serta menjulang tinggi di dunia internasional. UGM juga memperlihatkan peneliti mudanya yang memiliki potensi global, memimpin keilmuan yang terkini dan menjadi rujukan,” ujarnya. (Humas UGM/ Agung)